Pengendara Motor Pakai Sandal Jepit akan Ditilang, Korlantas Polri : Itu Tidak Benar

oleh
polisi-pengendara-motor-pakai-sandal-jepit-akan-ditilang-tidak-benar

Jakarta, KRSUMSEL.COM  – Maraknya beredar dimasyarakat jika pengendara motor menggunakan sandal jepit akan ditilang, dibantah oleh Korlantas Polri.

Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri memastikan tidak akan menilang pengendara yang memakai sandal jepit serta celana pendek saat berkendara. Pernyataan Kakorlantas Polri Irjen Firman Shantyabudi yang menyinggung soal sandal jepit bagi pemotor hanya sekadar imbauan.

“Penegakan hukum itu tidak harus tilang, untuk itu narasi akan ditilang itu tidak benar. Tidak ada penilangan,” kata Dirgakkum Korlantas Polri Brigjen Aan Suhana saat dikonfirmasi, Rabu (15/6).

Aan menjelaskan, imbauan dari Kakorlantas beberapa hari lalu bertujuan demi keselamatan masyarakat saat mengendarai motor.

“Ini imbauan untuk melindungi pengendara khususnya R2 (roda dua) agar kalau terjadi kecelakaan mengurangi fatalitas. Semua imbauan kita untuk melindungi masyarakat,” jelasnya.

Sebelumnya, Kakorlantas Polri Irjen Firman Shantyabudi mengimbau kepada masyarakat agar tidak lagi mengenakan sandal jepit saat mengendarai motor dan diminta untuk memilih mengenakan sepatu. Hal ini dimintanya demi keselamatan para pengendara motor.

“Ini sudah komitmen kita mengajak masyarakat tentunya harus tertib dari diri kita sendiri dulu. Masyarakat membantu dengan memunculkan kesadaran, mengajarkan hal-hal yang baik untuk anaknya dan yang paling gampang itu (dari) orang terdekat. Jadi, jangan kasih contoh dikira anaknya enggak ngerti bapaknya bilang ‘Deket aja Pak di situ, biar nggak pakai helm’, naik motor pakai sandal jepit,” kata Firman, Selasa (14/6).

Menurutnya, imbauan tersebut dikeluarkan dengan alasan mengutamakan keselamatan. Sebab, sandal jepit tidak bisa melindungi tubuh saat terjadi kecelakaan lalu lintas.

“Mohon maaf saya bukan me-stressing pakai sandal jepitnya, tidak ada perlindungan pakai sandal jepit itu. Karena kalau sudah pakai motor, kulit itu bersentuhan langsung dengan aspal, ada api, ada bensin, ada kecepatan. Makin cepat makin tidak terlindungi kita, itulah fatalitas,” jelasnya.

Dia berharap, masyarakat tidak mengeluhkan soal biaya yang harus digunakan untuk membeli sepatu. Sebab, hal itu tidak sebanding dengan perlindungan yang didapatkan.

“Kalau dibilang sepatu mahal, baju pelindung mahal, ya lebih mahal mana dengan nyawa kita. Tolong itu dijadikan pertimbangan sehingga untuk keluar sudah siap dengan perlengkapan yang ada. Ini gunanya helm standar, pakai sepatu,” ujarnya.

Jenderal bintang dua ini ingin kesadaran masyarakat dalam berkendara secara aman bisa terbangun. Selanjutnya, hal itu menjadi kebiasaan masyarakat, bukan karena diawasi petugas.

“Itu bentuk perlindungan kita kepada masyarakat yang ingin kita bangun sehingga patuh menjadi bagian, bukan lagi karena ada petugas,” tutupnya.

Sebelumnya, Kakorlantas Polri Irjen Firman Shantyabudi mengimbau kepada masyarakat agar tidak lagi mengenakan sandal jepit saat mengendarai motor dan diminta untuk memilih mengenakan sepatu. Hal ini dimintanya demi keselamatan para pengendara motor.

“Ini sudah komitmen kita mengajak masyarakat tentunya harus tertib dari diri kita sendiri dulu. Masyarakat membantu dengan memunculkan kesadaran, mengajarkan hal-hal yang baik untuk anaknya dan yang paling gampang itu (dari) orang terdekat. Jadi, jangan kasih contoh dikira anaknya enggak ngerti bapaknya bilang ‘Deket aja Pak di situ, biar nggak pakai helm’, naik motor pakai sandal jepit,” kata Firman, Selasa (14/6).

Menurutnya, imbauan tersebut dikeluarkan dengan alasan mengutamakan keselamatan. Sebab, sandal jepit tidak bisa melindungi tubuh saat terjadi kecelakaan lalu lintas.

“Mohon maaf saya bukan me-stressing pakai sandal jepitnya, tidak ada perlindungan pakai sandal jepit itu. Karena kalau sudah pakai motor, kulit itu bersentuhan langsung dengan aspal, ada api, ada bensin, ada kecepatan. Makin cepat makin tidak terlindungi kita, itulah fatalitas,” jelasnya.

Dia berharap, masyarakat tidak mengeluhkan soal biaya yang harus digunakan untuk membeli sepatu. Sebab, hal itu tidak sebanding dengan perlindungan yang didapatkan.

“Kalau dibilang sepatu mahal, baju pelindung mahal, ya lebih mahal mana dengan nyawa kita. Tolong itu dijadikan pertimbangan sehingga untuk keluar sudah siap dengan perlengkapan yang ada. Ini gunanya helm standar, pakai sepatu,” ujarnya.

Jenderal bintang dua ini ingin kesadaran masyarakat dalam berkendara secara aman bisa terbangun. Selanjutnya, hal itu menjadi kebiasaan masyarakat, bukan karena diawasi petugas.

“Itu bentuk perlindungan kita kepada masyarakat yang ingin kita bangun sehingga patuh menjadi bagian, bukan lagi karena ada petugas,” tutupnya. (Merdeka.com)