Nasib Kakak Beradik yang Tinggal di Rumah Nyaris Roboh dan Tak Layak Huni di Kabupaten Ogan Ilir

oleh
banner DPRD OKI

KRSUMSEL.COM, Ogan Ilir – Rumah yang dihuni dua orang kakak-beradik di Dusun 5 Desa Ibul Besar II Kecamatan Pemutan, Kabupaten Ogan Ilir, Sumsel nyaris roboh akibat banjir sekaligus faktor kondisi rumah yang tidak layak huni.

Pemiliknya adalah Asia alias kupik (50). Dirinya mendiami rumah tersebut bersama sang adik Kendot (45).

Menurut pantauan di lokasi, rumah yang notabena terbuat dari kayu itu telah mengalami kemiringan akibat tiang penyanggah di bagian belakang dan sebagain depan rumah sudah patah. Sedihnya lagi, rumah yang hampir ambruk itu juga harus terendam banjir.

Menurut pengakuan Pemilik rumah, Kupik kejadian tersebut telah terjadi sekitar 10 hari lalu.

“Rubuh sendiri akibat air besar dan sudah lapuk. Ambruknya sekitar jam 2 malam. Ada bunyi seperti kayu patah kemudian langsung rubuh,” jelasnya, Selasa (16/01).

Saat kejadain, Asia mengaku dirinya sedang nonton TV. Saat roboh, dirinya langsung memanggil sang paman yang rumahnya bersebelahan dengan rumahnya, lalu disusul warga lain yang juga ikut kaget dengan teriakan dirinya.

“Beberapa hari lalu saat saya lagi masak di dekat pintu yang tidak terendam banjir ada ular datang. Kepalanya sudah mengarah ke saya, untung anak saya lihat kalau tidak mungkin saya sudah meninggal,” ujarnya sembari menunjuk ke arah tungku yang terbuat dari tanah.

Usai kejadian itu, dirinya dan sang adik tidur di rumah tetangga dan keluarga terdekat.

“Paman saya memang sudah mengingatkan agar tidak usah ditinggali lagi, tapi saya bersikeras karena tak enak menumpang sama orang. Saya tidur di tempat paman, adik saya tidur tempat tetangga sebelah,” katanya.

Dirinya berharap agar pemerintah dapat membantu, paling tidak membangunkan kembali rumahnya yang telah roboh.

“Kami sudah tinggal lebih dari 20 tahun. Sebelumnya bersama ibu, tapi sekarang dia sudah meninggal jadi kami tinggal berdua,” ujarnya.

Saat ini kata Asia, bantuan yang diterimanya baru dari Kepolisian setempat berupa paket sembako.

Sementara itu, dari pihak pemerintah setempat mengaku telah mendata dan melaporkan peristiwa tersebut kepada pemerintah Kabupaten Ogan Ilir melalui Dinas Sosial.

“Sudah kita data dan kita teruskan laporanya kepada Bupati melalui Dinas Sosial. Namun belum ada tindakan atau bantuan, mungkin nanti ada soalnya dari BPBD dan Polisi sudah meninjau ke lokasi,” ungkap Ismail Kepala Dusun 5 Desa Ibul Besar II.

Ismail mengatakan, kedua kakak beradik yang menetap tersebut memang secara finansial tergolong warga yang tidak mampu.

“Kalu ibu Asia ini buruh cuci. kalau ada kerjaan dapat uang, kalau tidak ada kerjaan menganggur. Sedangkan yang satunya tergolong orang yang memiliki keterbatasan secara mental. Jadi untuk makan sehari-hari kadang dibantu warga sekitar,” pungkasnya.