Degradasi Bandara SMB II Palembang, Menantikan Mereka yang akan Mengatakan “Tanggung Jawab Saya Mengembalikan Gelar Internasional”

oleh
oleh
banner DPRD OKI

Oleh : Benny Wakben
Mahasiswa Universitas Indo Global Mandiri

Turunnya status Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Sumatera Selatan mengundang banyak reaksi oleh ragam sektor. SK Menhub Nomor 31 Tahun 2024 menjadi dasar penurunan status Bandara yang sebelumnya diwacanakan akan membuka rute keluar negeri.

Gerasak-gerusuk hari ini mengenai status bandara kebanggaan masyarakat Sumsel semakin panas jelang Pilkada yang akan dilangsungkan beberapa bulan kedepan nantinya. Setidaknya muncul di permukaan radar nama petahana Herman Deru (Gubernur 2018-2023), Mawardi Yahya (Wagub 2018-2023), dan Harnojoyo (Walikota Palembang 2018-2023).

Setidaknya 2 garis besar public statement perihal degradasi ini, pertama perihal peningkatan produktivitas domestik, dan disisi lain perihal peningkatan mobilitas masyarakat Palembang keluar negeri.

Sebelumnya beredar wacana akan dibukanya (kembali rute) ke Malaysia dan Singapura bak angin segar bagi mereka yang menantinya. Namun setelah turunnya SK sakti ini membuat semua pupus.

Tidak berlebihan bilamana ada pengharapan akan dibukanya rute strategis ini, utamanya Lapangan Terbang Antarbangsa Malaysia (KLIA Airport). Karena banyak rute Indonesia masuk dari sini seperti Medan, Yogyakarta, Surabaya, dan lainnya. Dimana penggunaan opsi transit via Kuala Lumpur menekan biaya bagi pelaku perjalanan.

Maka sejatinya. Ini juga menjadi PR besar penerbangan domestik, formulasi terkini belum mampu menekan ongkos perjalanan dan terkesan dipaksakan seakan “Wong Gerot Saja” untuk berhak naik burung besi ini. Perbaikan tata kelola penerbangan domestik juga disertai penyeimbangan secara proporsional.

Tidak penting bagi pendukung calon untuk mengeluarkan dalil-dalilnya, yang paling dibutuhkan masyarakat Sumsel saat ini. Calon itu komitmen untuk mengembalikan marwah Sumatera Selatan. Yang disertai perbaikan-perbaikan sarana publik lainnya sehingga tidak ada alasan untuk peniadaan rute lintas negara ini. Serta para suksesi
calon ini tidaklah perlu untuk menciptakan narasi yang terkesan memperkeruh keadaan atas dasar “dalam rangka mencerdaskan”

Sebagai referensi bersama, terbaru. Bandara Kualanamu Deli Serdang, telah ekspansi membuka rute tujuan Doha (Qatar). Walaupun referensi ini akan menimbulkan reaksi kembali, setidaknya bisa jadi pacuan untuk belajar bagaimana memperbaiki tata kelola multi sektor utamanya pariwisata.

Belum lagi kembali menggairahkan Bandara lainnya seperti Atungbungsu (Pagaralam), Banding Agung (OKUS), Pendopo (PALI), serta Silampari (Linggau). Tentunya dengan potensi yang ada dan dikelola dengan niatan yang baik pastilah akan menemukan jalannya.