Muratara, KrSumsel.com – Ajang pelestarian bahasa daerah kembali digelar! Pemerintah Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) melalui Dinas Pendidikan bekerja sama dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Muratara resmi membuka Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Kabupaten Muratara Tahun 2025, Kamis (30/10/2025).
Acara pembukaan yang berlangsung meriah di panggung utama Kecamatan Rupit ini dibuka langsung oleh Wakil Bupati Muratara, H. Junius Wahyudi, serta dihadiri oleh berbagai pejabat daerah, kepala sekolah, guru, dan ratusan siswa dari seluruh kecamatan di Muratara.
Baca juga: Pererat Sinergi, Kepala Rutan Prabumulih Sambangi Kantor PWI
Ketua PGRI sekaligus Ketua Pelaksana FTBI Muratara 2025, H. Hendro Ratmoko, S.Pd., dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya berfokus pada kompetisi, tetapi juga menjadi sarana penting dalam melestarikan bahasa daerah sebagai jati diri dan identitas bangsa.
“FTBI bukan sekadar lomba, tetapi wujud nyata kecintaan kita terhadap bahasa daerah agar tetap hidup dan berkembang di tengah arus globalisasi,” ujar Hendro.
Tahun ini, sebanyak 70 peserta dari jenjang SD dan SMP ambil bagian dalam berbagai cabang lomba, antara lain cerpen, puisi, pidato, mendongeng, dan lawakan tunggal, yang seluruhnya menggunakan bahasa daerah Musi Rawas Utara.
Pemenang tingkat kabupaten nantinya akan mewakili Muratara di FTBI Provinsi Sumatera Selatan yang dijadwalkan berlangsung pada 11–13 November 2025 di Palembang, dan berpeluang melaju ke tingkat nasional pada Maret 2026 di Jakarta.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati H. Junius Wahyudi menegaskan pentingnya menjaga bahasa daerah di tengah kemajuan teknologi dan modernisasi.
“Bahasa ibu adalah identitas kita. Generasi muda Muratara harus bangga dan terus melestarikannya,” ungkapnya disambut tepuk tangan meriah peserta.
Sebagai penutup, acara dimeriahkan dengan penampilan lakon berbahasa daerah yang menggugah semangat cinta budaya lokal. Penampilan tersebut mendapat apresiasi hangat dari seluruh tamu undangan dan menegaskan bahwa bahasa daerah tetap hidup di hati masyarakat Muratara.
(Fitra acong)
















