Entaskan Desa Blankspot Lewat Internet Gotong Royong

oleh

*Kolaborasi Pemkab OKI, Telkomsel, dan PLN

OKI, KRsumsel.com Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (Pemkab OKI) bersama PT Telkomsel Network and Productivity Sumbagsel dan PT PLN (Persero) bersinergi menghadirkan akses internet dan listrik merata hingga ke pelosok desa. Melalui program “Internet Gotong Royong dan Listrik Handal”, kolaborasi ini menargetkan desa-desa blankspot serta wilayah bertegangan rendah agar terkoneksi dengan jaringan internet dan aliran listrik yang stabil.

“Program ini menjadi tonggak penting dalam upaya mengentaskan desa-desa dari keterisolasian digital sekaligus mendukung pemerataan pembangunan,” ujar Bupati OKI, H. Muchendi, saat meresmikan pembangunan menara telekomunikasi Base Transceiver Station (BTS) dan trafo berkapasitas 165 kVA di Desa Karya Mukti, Kecamatan Mesuji, OKI, Selasa (23/9).

Menurut Bupati Muchendi, luasnya wilayah OKI menjadi tantangan tersendiri dalam pembangunan infrastruktur, termasuk infrastruktur digital. Namun, dengan semangat gotong royong, hambatan tersebut justru bisa diubah menjadi peluang.

Baca juga: Gempa Dangkal Guncang Bener Meriah Aceh

“Internet gotong royong ini diharapkan bukan hanya menghapus titik blankspot, tetapi juga membuka potensi desa dalam sektor pendidikan, kesehatan, ekonomi digital, hingga partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Ada pemerintah, BUMN, swasta, hingga warga yang bersinergi. Dengan gotong royong semacam ini, kita bisa mempercepat pembangunan serta memastikan manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat,” jelas Muchendi.

Kepala Desa Karya Mukti, Ulil Amri, menyampaikan rasa syukurnya atas hadirnya program internet gotong royong dan penambahan trafo PLN untuk desanya.

“Selama ini warga kami kesulitan berkomunikasi karena sinyal tidak stabil. Dengan adanya menara BTS dan listrik yang handal, masyarakat kini bisa lebih mudah terhubung dengan keluarga, mengakses layanan publik, dan memajukan usaha desa. Kami berterima kasih kepada Pemkab OKI, Telkomsel, dan PLN yang sudah bersama-sama memperjuangkan kebutuhan dasar masyarakat desa. Ini bukti nyata gotong royong untuk kemajuan bersama,” ujarnya.

Sementara Poniman pemiliki rumah walet yang dimanfaatkan untuk instlasi BTS mengaku sangat mendukung program ini.

“Setidaknya Gedung ini ada manfaatnya untuk orang banyak. Memudahkan komunikasi dengan keluarga jauh,” tambahnya.

Koneksi untuk Desa Terisolasi

Melalui program Internet Gotong Royong, Telkomsel menghadirkan menara BTS sekaligus memperluas jaringan broadband ke desa-desa yang selama ini sulit dijangkau sinyal.

“Disebut gotong royong karena ini bukan program reguler Telkomsel. Ada peran pemerintah daerah melalui Diskominfo yang koordinatif, ditambah dukungan pemerintah desa dan masyarakat yang menyediakan infrastruktur pasif, seperti tower atau gedung yang bisa dimanfaatkan sebagai penguat transmisi,” ujar General Manager Telkomsel Regional Network and Productivity Sumbagsel, Wawan Kuswandono.

Baca juga: MBG di Cipongkor Dihentikan Pasca Ratusan Siswa Keracunan

Menurut Wawan, pola kolaborasi ini memungkinkan Telkomsel menghadirkan konektivitas ke wilayah yang sebelumnya tidak terjangkau sinyal, karena biaya konstruksi dapat ditekan berkat dukungan pemerintah dan partisipasi masyarakat setempat.

Listrik Handal, Fondasi Kesejahteraan Desa

Selain internet, keberadaan listrik yang handal menjadi kunci utama keberlanjutan infrastruktur digital.

“Ketersediaan listrik adalah faktor penting. Dengan listrik yang stabil, sinyal akan kuat dan layanan komunikasi dapat berjalan optimal,” tambah Wawan.

Langkah Nyata Menuju Desa Terkoneksi dan Mandiri.

Plt Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) OKI, Adi Yanto, melaporkan bahwa melalui program Internet Gotong Royong, tiga desa di OKI kini resmi terbebas dari blankspot, yaitu Desa Balian (Kecamatan Mesuji Raya), Desa Karya Mukti (Kecamatan Mesuji), dan Desa Suka Mulya (Kecamatan Lempuing).

“Warga di tiga desa tersebut sudah merasakan manfaat nyata. Komunikasi lebih lancar, layanan publik semakin mudah diakses, dan peluang di bidang pendidikan maupun ekonomi semakin terbuka,” jelas Adi.

Namun demikian, Adi mengakui bahwa OKI masih memiliki cukup banyak desa blankspot.

“Karena itu dibutuhkan dukungan dan sinergi semua pihak untuk menghadirkan pemerataan digital bagi seluruh masyarakat OKI,” terangnya.(Ata)