Trump Sebut Ledakan Beirut Terindikasi Serangan Bom, Pentagon Bantah

Washington DC, KRSumsel - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengklaim para jenderal AS memberitahunya bahwa ledakan besar yang mengguncang Beirut, Lebanon, terindikasi sebagai serangan bom. Namun para pejabat Departemen Pertahanan AS (Pentagon) membantah klaim Trump itu.
"Itu tampak seperti serangan yang mengerikan," sebut Trump dalam pernyataan kepada wartawan di Gedung Putih, seperti dilansir AFP, Rabu (5/8/2020).
"Itu terlihat seperti itu, berdasarkan ledakannya. Saya bertemu dengan beberapa jenderal besar kita dan mereka sepertinya merasa begitu," imbuhnya, merujuk pada indikasi serangan.
"Itu semacam bom, iya," tegasnya kepada wartawan.
Saat dimintai tanggapan soal pernyataan Trump, juru bicara Pentagon hanya menjawab: "Kami tidak punya apapun untuk Anda. Anda harus menghubungi Gedung Putih untuk meminta klarifikasi."
Namun tiga pejabat Pentagon menyampaikan bantahan kepada CNN pada Selasa (4/8) malam waktu AS. Ketiga pejabat Pentagon yang enggan disebut identitasnya itu menegaskan tidak ada indikasi bahwa ledakan besar di Beirut merupakan sebuah serangan.
Para pejabat Pentagon itu menyatakan mereka tidak memahami apa yang dimaksud Trump soal indikasi serangan itu.
Salah satu pejabat Pentagon ini menekankan bahwa jika memang ada indikasi serangan dengan skala sebesar itu, maka secara otomatis akan memicu peningkatan perlindungan bagi tentara AS dan aset-aset AS yang berada di kawasan tersebut.
Ditegaskan pejabat Pentagon ini bahwa situasi-situasi itu tidak terjadi, setidaknya untuk saat ini.
Sementara itu, otoritas Lebanon tidak menyebut ledakan besar di Beirut sebagai sebuah serangan. PM Lebanon, Hassan Diab, sebelumnya menuturkan bahwa ada 2.750 ton pupuk pertanian amonium nitrat yang disimpan selama bertahun-tahun di dalam gudang pelabuhan yang mengalami ledakan hebat tersebut.
Kepala Dinas Keamanan Publik Lebanon, Abbas Ibrahim, menyebut 'material berdaya ledak tinggi' yang disita beberapa tahun sebelumnya, disimpan di gudang yang dilanda ledakan. Penyebab pasti dari insiden ini masih dalam penyelidikan.
Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan bahwa ledakan besar ini dilaporkan menewaskan sedikitnya 78 orang dan melukai sekitar 3.700 orang lainnya.(*)
BERITA TERKAIT
Berselisih, China-AS Berdebat di Pertemuan WTO
Jangan Terpancing Terkait Pembakaran Al Quran di Swedia Belanda
Aceh, Tuan Rumah PON hanya Bidik Masuk 10 Besar
Pemkab Gratiskan Retribusi Bagi PKL di Pamekasan
Tips Jaga Keamanan Rekening dari Potensi Kebobolan
Jubir: Koalisi Perubahan Serahkan Nama Cawapres pada Anies
Gunung Anak Krakatau Erupsi 4 Kali
Polri Himbau Warga Tidak Berjudi Daring karena Pasti Kalah
OKI Berhasil Turunkan Stunting Sebanyak 17 PersenÂ
Konsumsi Suplemen Teh Hijau Dosis Tinggi Bisa Picu Kerusakan Hati
IOH Bersama Ericsson Dukung Pertumbuhan Industri Telekomunikasi dan Ekonomi Digital
Telkomsel Umumkan Pemenang Program Poin Festival Lucky Draw 2022
Dua Motor Raib Dicuri di Rumahnya Komplek TNI AL Palembang
Enzy Storia Pernah Insecure karena Suka Tertawa Ngakak
Kronologi Tamara Bleszynski Digugat Saudara Kandung Miliaran Rupiah
AC Milan Urungkan Niat Gaet Nicolo Zaniolo, Fokus Datangkan Hakim Ziyech
Prabowo Akui Kota Medan Makin Maju Sejak Dipimpin Bobby Nasution
Asnawi Mangkualam Resmi Berseragam Jeonnam Dragons
BNPT Pelajari Cara Arab Saudi Sadarkan Teroris
Agen Gas di Jaktim Terbakar, Kerugian 1 MilyarÂ
Jepang Perkenankan Penonton Bersorak di Gelaran Olahraga