Pemkot Palembang buru koordinator gelandangan dan pengemis

ilustrasi-pengemis
Palembang, KR Sumsel - Pemerintah Kota Palembang, Sumatera Selatan, memburu koordinator gelandangan dan pengemis yang semakin marak sehingga mengganggu ketertiban umum karena turut mengeksploitasi anak.
Wakil Wali Kota Palembang, Fitrianti Agustinda di Palembang, Rabu, mengatakan, pihaknya telah menggandeng TNI, Polri, Kejaksaan, Komisi Perlindungan Anak (KPAI) dan berbagai unsur untuk menuntaskan praktik ekspolitasi anak tersebut.
"Untuk eksekusinya kami tidak bisa beritahu, karena dulu sebelum kami rapat membahas persoalan ini gelandangan dan pengemis itu ramai, tapi begitu sudah rapat kok seperti sepi lagi, jadi sidaknya harus optimal nanti," ujarnya.
Menurut dia, menemukan para koordinator gelandangan, anak jalanan dan pengemis menjadi langkah penting mengatasi persoalan tersebut, mengingat praktik eksploitasi anak jalanan telah menyasar bayi-bayi yang dipaksakan menelan obat penenang sehingga sangat berbahaya bagi bayi.
Selain itu para gelandangan, anak jalanan dan pengemis itu akan diamankan untuk diselidiki latar belakangnya, sebab disinyalir sebagian mereka ada yang hidup berkecukupan namun sengaja menjadikanya mata pencaharian.
Meskipun tidak dipungkiri bahwa sebagian lainnya memang mengemis dan menggelandang karena putus sekolah atau hidup di bawah garis kemiskinan, pihaknya pun telah memetakan titik-titik operasinya, termasuk manusia silver yang mulai marak di simpang-simpang jalan raya.
"Jika ternyata mereka punya banyak harta atau katakanlah hidup kaya, maka itu bisa diberikan sanksi, dari denda Rp50 juta sampai penjara selama tiga bulan," tambahnya.
Sedangkan jika para pengemis, anak jalanan dan geladangan memang hidup miskin atau putus sekolah maka pihaknya akan membina, seperti memberikan bantuan usaha maupun disekolahkan kembali.
Namun ia menekankan bahwa upaya pengentasan masalah sosial yang menahun itu tidak dapat diselesaikan unsur pemerintahan saja, ia juga meminta masyarakat membantu dengan tidak memberikan lagi uang kepada pengemis maupun gelandangan.
"Misalnya ingin memberi atau bersedakah kan sudah ada baznas, panti asuhan, panti jompo dan lainnya, kalau para pengemis dan gelandangan terus-menerus diberi uang ya mereka akan terus ada," kata Fitrianti. (****)
BERITA TERKAIT
Prabowo Ingin Buka Kampus Unhan di Luar Jawa
Hari Ini Gempa Magnitudo 5,6 Guncang Maluku Utara
Harimau Serang Tim Patroli Hutan FKL Aceh Selatan
203 Ton Pisang di Sulbar Dipasarkan ke Kaltim
Perlu Langkah Sistematis Atasi Kekerasan Seksual Anak
Perlu Langkah Sistematis Atasi Kekerasan Seksual Anak
Jokowi Jawab Soal Kemungkinan Reshuffle Kabinet Rabu Pekan Depan
Pencuri Kambing Warga Ogan Ilir yang Meninggal, Tangkapan Polres Lampung Utara
Gempa Magnitudo 5.6 di Maluku Utara Tidak Berpotensi Tsunami
BKKBN: Resesi Seks Tidak Terjadi karena Keluarga Fokus Prokreasi
BI Gelar Pameran Uang Rupiah Lintas Sejarah
Jokowi Bebaskan Kaesang Terjun ke Dunia Politik
Tak Terpasang Plang, Rehab Kantor Bupati Banyuasin Dipertanyakan
DJ Mareta Frank Buat Petcah Suasana Kenzo Live Rajawali Palembang
Tiga Bintang DJ Jakarta Malam Ini Bakal Meriahkan D'Fraiway Palembang
Ruslan Nyaris Babak Belur, Diduga Hendak Mencuri
Berselisih, China-AS Berdebat di Pertemuan WTO
Jangan Terpancing Terkait Pembakaran Al Quran di Swedia Belanda
Aceh, Tuan Rumah PON hanya Bidik Masuk 10 Besar
Pemkab Gratiskan Retribusi Bagi PKL di Pamekasan
Tips Jaga Keamanan Rekening dari Potensi Kebobolan