Meutia Hatta: Kebiasaan baru perlu waktu jadi kebudayaan

meutia-hatta-765
Jakarta, KR Sumsel - Pakar Sosial Budaya Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Meutia Hatta mengatakan kebiasaan baru berdasarkan protokol kesehatan pandemi COVID-19 memerlukan waktu untuk bisa menjadi kebudayaan baru yang dilakukan masyarakat luas.
"Untuk bisa diikuti banyak orang dan menjadi kebudayaan akan memerlukan waktu karena menyangkut pola pikir dan perilaku," kata Meutia dalam bincang-bincang Satuan Tugas Penanganan COVID-19 yang disiarkan akun Youtube BNPB Indonesia dari Gedung Graha BNPB di Jakarta, Selasa.
Meutia mengatakan kebiasaan adalah sesuatu yang dilakukan sekelompok orang karena satu pertimbangan tertentu, misalnya karena melihat ada kebaikan, keuntungan, atau manfaat dari hal tersebut.
Setelah orang dari luar kelompok tersebut juga melihat manfaat langsung dari kebiasaan tersebut, biasanya akan lebih banyak orang yang meniru dan mengikuti kebiasaan tersebut.
"Ada kebiasaan yang diperkuat dengan cara-cara mempertahankan sampai dengan turun temurun, kemudian menjadi kebudayaan," tuturnya.
Meutia mencontohkan kebiasaan masyarakat yang tinggal di rumah panggung seperti di Palembang atau Sumatera Barat. Di depan rumah biasanya ditempatkan gentong berisi air untuk mencuci kaki sebelum masuk ke dalam rumah.
Kebiasaan menempatkan gentong berisi air dan mencuci kaki sebelum masuk ke dalam rumah itu akhirnya menjadi budaya masyarakat setempat.
"Bisa juga makanan. Orang Minang dulu tidak suka makan sayur sehingga biasanya sakit kolesterol. Setelah merasakan manfaat sayuran, sekarang kita mudah mendapatkan menu sayur-sayuran di masakan Minang," jelasnya.
Begitu pula dengan kebiasaan berdasarkan protokol kesehatan, yaitu menggunakan masker saat berada di luar rumah dan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, akan dilakukan banyak orang bila mereka merasakan manfaatnya.
Di tengah pandemi COVID-19 saat ini, menggunakan masker dan mencuci tangan memberikan manfaat untuk melindungi diri dari virus corona.
"Kita harus mengupayakan agar hal itu menjadi budaya dengan pola pikir dan perilaku masyarakat, bukan sekadar ikut-ikutan, melainkan masyarakat otomatis melakukannya," katanya. (anjas)
BERITA TERKAIT
Prabowo Ingin Buka Kampus Unhan di Luar Jawa
Hari Ini Gempa Magnitudo 5,6 Guncang Maluku Utara
Harimau Serang Tim Patroli Hutan FKL Aceh Selatan
203 Ton Pisang di Sulbar Dipasarkan ke Kaltim
Perlu Langkah Sistematis Atasi Kekerasan Seksual Anak
Perlu Langkah Sistematis Atasi Kekerasan Seksual Anak
Jokowi Jawab Soal Kemungkinan Reshuffle Kabinet Rabu Pekan Depan
Pencuri Kambing Warga Ogan Ilir yang Meninggal, Tangkapan Polres Lampung Utara
Gempa Magnitudo 5.6 di Maluku Utara Tidak Berpotensi Tsunami
BKKBN: Resesi Seks Tidak Terjadi karena Keluarga Fokus Prokreasi
BI Gelar Pameran Uang Rupiah Lintas Sejarah
Jokowi Bebaskan Kaesang Terjun ke Dunia Politik
Tak Terpasang Plang, Rehab Kantor Bupati Banyuasin Dipertanyakan
DJ Mareta Frank Buat Petcah Suasana Kenzo Live Rajawali Palembang
Tiga Bintang DJ Jakarta Malam Ini Bakal Meriahkan D'Fraiway Palembang
Ruslan Nyaris Babak Belur, Diduga Hendak Mencuri
Berselisih, China-AS Berdebat di Pertemuan WTO
Jangan Terpancing Terkait Pembakaran Al Quran di Swedia Belanda
Aceh, Tuan Rumah PON hanya Bidik Masuk 10 Besar
Pemkab Gratiskan Retribusi Bagi PKL di Pamekasan
Tips Jaga Keamanan Rekening dari Potensi Kebobolan