Rektor UWM Yogyakarta: Kampus Ditantang Cetak Sarjana Peka Teknologi

Screenshot_2021-12-10-07-16-40-44_40deb401b9ffe8e1df2f1cc5ba480b12
Yogyakarta, KRsumsel.com - Rektor Universitas Widya Mataram Yogyakarta (UWM) Prof Edy Suandi Hamid menyebutkan seluruh perguruan tinggi di Tanah Air saat ini ditantang mampu mencetak lulusan yang peka terhadap perkembangan teknologi informasi.
"Bagaimana peran dan platform perguruan tinggi menghasilkan sumber daya manusia sesuai dengan perkembangan teknologi, dan produk riset yang diperlukan untuk menghadapi masa depan, itu tantangan perguruan tinggi saat ini," kata Edy Suandi Hamid melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Kamis.
Menurut Edy, mencetak lulusan yang akomodatif terhadap perkembangan teknologi merupakan tuntutan perguruan tinggi menghadapi Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 atau era disrupsi teknologi.
Disrupsi teknologi, kata dia, mendorong perubahan lapangan kerja atau alih profesi akibat pekerjaan manusia digantikan oleh mesin, robot dan teknologi cerdas buatan.
Mengutip data McKinsey, Edy Suandi menyebut terdapat 75 juta sampai 375 juta tenaga kerja global beralih profesi pada 2016 sampai 2017, sementara Gartner menyebut terdapat 1,8 juta pekerjaan digantikan oleh artificial intelligence (AI) atau perangkat kecerdasan buatan.
"Teknologi melahirkan berbagai pekerjaan atau profesi yang saat ini belum ada," kata dia.
Revolusi industri 4.0, menurut dia, akan makin masif dampaknya bagi pekerjaan pada tahun-tahun mendatang.
Berdasarkan perkiraan dari para ahli, sebanyak 75 persen pekerjaan yang saat ini bisa dikerjakan oleh pekerja berbagai latar belakang profesi akan hilang pada 10 tahun ke depan.
Menghadapi situasi tersebut, perguruan tinggi harus menyiapkan sumber daya manusia yang bisa berpikir kreatif dan memiliki kemampuan mengaplikasikan teknologi dalam berbagai pekerjaan.
Oleh sebab itu, menurut Edy, perguruan tinggi menghadapi tantangan untuk menciptakan karakter lulusan yang sesuai dengan perkembangan teknologi dan memiliki karakter inovatif.
"Tantangan tersebut datang dari internal perguruan tinggi seperti keterbatasan perangkat pendukung pembelajaran dan sumber daya manusia berkualifikasi doktor. Kemudian tantangan dari eksternal dalam bentuk dukungan pendanaan (subsidi) dari pemerintah seperti regulasi penyelenggaraan pendidikan yang membatasi pembukaan prodi baru," kata dia.(Anjas)
BERITA TERKAIT
Telkomsel Mitra Inovasi Pimpin Pendanaan Pra Series B
Puluhan Guru di Probolinggo jadi Penyelenggara Pemilu 2024
Jenazah Bripda Randongkir Ditemukan di Kampung Arim
Cancel Pesanan Driver Online, Pantat Febi Ditendang
Disdukcapil Kotawaringin Timur Temukan Belasan KTP Palsu
Sebar Hoaks Penculikan Anak Terancam 10 Tahun Penjara
Menkeu Sebut APBN Dukung Pemilu Rp25,01 Trilyun
Walikota Sebut Kabar Penculikan Anak di Surabaya Hoaks
8 Penumpang Perahu Tabrak Kayu di Mamberamo Raya Belum Ditemukan
190 Sultan & Raja Siap Hadiri Rakernas KNPI 2023 di Bandung
Istana Kepresidenan Pastikan Jokowi Hadiri Puncak HPN 2023
Pj Gubernur Beri Nama Anak Jerapah & Gajah di Taman Ragunan
Bukan Cincin dari Vidi Aldiano, Ini Perhiasan yang Sangat Spesial Bagi Sheila Dara
Idap Kanker Payudara, Nunung Srimulat Berharap Bisa Sembuh
Sikap MU Setelah Mason Greenwood Bebas dari Dakwaan Kasus Perkosaan
Gol Gleison Bremer Bawa Juventus Depak Lazio dan Lolos ke Semifinal
OKI Mulai Panen Raya, Stok Beras Aman
Tak Cuma Jual Gabah, Petani Air Sugihan Kini Produksi Beras Sendiri
Ajun Perwira & Jennifer Jill Bakal Meriahkan Ocean Light Palembang
Muara Enim Raih Predikat Kepatuhan Standar Pelayanan Publik
Dianggap Merebut Pacar, Andy Dibacok Warga Tanjung Barangan