Miris! Gaji Guru Honorer Lebih Kecil dari Upah ART

73ebda0a-3d38-45c2-978d-52aded588408_169
Jakarta, KRSumsel.com - Banyak guru honorer yang belum mendapat upah layak bahkan masih jauh di bawah Upah Minimum Regional (UMR). Seperti yang dialami guru honorer di Purworejo bernama Yan Budi Nugroho, pekerjaannya dari mengajar hanya diupah Rp 200.000 per bulan.
"Dari awal saya masuk di dunia pendidikan saya mendapat upah Rp 50.000 terus naik Rp 100.000, terus naik Rp 150.000, terus sampai Rp 200.000 sekarang sejak 2018," kata Yan saat dihubungi, Selasa (9/6/2020).
Upah tersebut lebih kecil dibanding menjadi Asisten Rumah Tangga (ART/PRT). Berdasarkan catatan detikcom, untuk menggunakan jasa ART harus merogoh kocek mulai dari Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta per bulan tergantung pengalaman yang dimiliki.
"Kalau yang masih baru kurang lebih Rp 1,5 jutaan, kalau yang sudah pengalaman di atas itu sampai Rp 2 jutaan mungkin ya," kata pemilik perusahaan penyalur pekerja PT Dani Mandiri, Dani Setiawan, dikutip Selasa (9/6/2020).
Besaran upah ART akan ditetapkan oleh perusahaan penyalur. Perusahaan akan menilai dari kemampuan dan pengalaman calon ART sebelum dikirim ke rumah-rumah orang. Sedangkan untuk ART mandiri, upah ditetapkan sesuai perjanjian antara kedua belah pihak.
Upah Yan yang Rp 200.000 per bulan juga sangat jauh dari Upah Minimum Provinsi (UMP) tempatnya mengajar di Purworejo, Jawa Tengah. Yang mana UMP Jawa Tengah sebesar Rp 1.742.015.
Selain jumlahnya yang jauh dari batas wajar, upah tersebut ia dapatkan di tanggal yang tidak pasti. Bahkan pernah hampir tiga bulan guru honorer di sana tidak menerima upah.
"Istilahnya upah guru honorer itu digantung, nggak kayak orang habis mencangkul langsung dapat upah, enggak. Kadang tanggalnya nggak jelas misalnya bulan ini tanggal 1 nanti bulan depan bisa tanggal 5, nanti bisa tanggal 7. Bahkan pernah sampai hampir 3 bulan kami nggak menerima upah," ungkapnya.
Meski begitu, Yan bercerita sejak 2018 mendapat insentif dari Kabupaten sebesar Rp 500.000 per bulan. Namun di masa pandemi ini insentif tersebut tidak cair karena kegiatan belajar mengajar dilakukan di rumah.
"(Insentif) besarannya Rp 500.000 per bulan cuma tanggalnya saja yang tidak pasti. Untuk masa pandemi ini guru honorer untuk wilayah saya nggak ada insentifnya jadi hanya dapat yang Rp 200.000 itu," sebutnya.(*)
BERITA TERKAIT
Prabowo Ingin Buka Kampus Unhan di Luar Jawa
Hari Ini Gempa Magnitudo 5,6 Guncang Maluku UtaraÂ
Harimau Serang Tim Patroli Hutan FKL Aceh Selatan
203 Ton Pisang di Sulbar Dipasarkan ke Kaltim
Perlu Langkah Sistematis Atasi Kekerasan Seksual Anak
Perlu Langkah Sistematis Atasi Kekerasan Seksual Anak
Jokowi Jawab Soal Kemungkinan Reshuffle Kabinet Rabu Pekan Depan
Pencuri Kambing Warga Ogan Ilir yang Meninggal, Tangkapan Polres Lampung Utara
Gempa Magnitudo 5.6 di Maluku Utara Tidak Berpotensi Tsunami
BKKBN: Resesi Seks Tidak Terjadi karena Keluarga Fokus Prokreasi
BI Gelar Pameran Uang Rupiah Lintas Sejarah
Jokowi Bebaskan Kaesang Terjun ke Dunia Politik
Tak Terpasang Plang, Rehab Kantor Bupati Banyuasin Dipertanyakan
DJ Mareta Frank Buat Petcah Suasana Kenzo Live Rajawali Palembang
Tiga Bintang DJ Jakarta Malam Ini Bakal Meriahkan D'Fraiway Palembang
Ruslan Nyaris Babak Belur, Diduga Hendak Mencuri
Berselisih, China-AS Berdebat di Pertemuan WTO
Jangan Terpancing Terkait Pembakaran Al Quran di Swedia Belanda
Aceh, Tuan Rumah PON hanya Bidik Masuk 10 Besar
Pemkab Gratiskan Retribusi Bagi PKL di Pamekasan
Tips Jaga Keamanan Rekening dari Potensi Kebobolan