PT Pertamina Kirim Perdana Bahan Bakar Pesawat Berbahan Baku Jelantah

oleh

Cilacap, KRsumsel.com PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Kilang Pertamina Internasional melaksanakan lifting atau pengiriman perdana produk Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau bahan bakar pesawat (avtur) berbahan baku minyak jelantah (used cooking oil/UCO) di Kilang RU IV Cilacap Jawa Tengah.

Dalam konferensi pers usai seremonial pengiriman perdana produk SAF sebanyak 32 kiloliter di Gedung Patra Graha Cilacap, Selasa (12/8), Wakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Oki Muraza mengatakan langkah ini menandai kemajuan teknologi pengolahan energi bersih di Indonesia dengan memanfaatkan sumber daya minyak nabati dan limbah minyak goreng bekas.

“Kami akan terus meningkatkan kapasitas co-processing di kilang, termasuk Dumai dan Balongan, sehingga Indonesia siap menjadi regional hub untuk bahan bakar ramah lingkungan,”katanya.

Menurut dia, produksi SAF dari minyak nabati Indonesia seperti kelapa sawit, nyamplung hingga UCO telah mencapai persentase tertinggi dibandingkan teknologi serupa dari penyedia teknologi global.

Ia mengharapkan, produksi SAF tersebut menjadi salah satu kado kemerdekaan bagi Indonesia pada Agustus 2025, sekaligus memperkuat upaya transisi energi dan pengurangan emisi di sektor penerbangan nasional.

Direktur Operasi PT KPI Didik Bahagia mengatakan, kapasitas produksi SAF di Kilang Cilacap saat ini mencapai sekitar 1.200 kiloliter per hari dengan campuran 3 persen minyak jelantah.

Baca juga: Mantan Sekretaris KPU Balikpapan jadi Tersangka Korupsi Dana Pilkada

“Jadi, kebutuhan minyak jelantah sementara sekitar 40 kiloliter per hari bisa memproduksi Pertamina SAF kurang lebih 1.200 kiloliter,”katanya.

Sementara, Direktur Utama PT KPI Taufik Aditiyawarman mengatakan kandungan minyak fosil dalam produk SAF sekitar 97-97,5 persen, selebihnya merupakan minyak jelantah.

Terkait dengan ketersediaan stok minyak jelantah, dia mengakui hal itu berkaitan erat dengan kesinambungan bisnis, dan mekanisme telah disiapkan oleh PT Pertamina Patra Niaga. “Saya kira teman-teman Patra Niaga telah meng-engage (melibatkan) masyarakat,”katanya.

Lebih lanjut, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Mars Legowo Putra mengatakan pengumpulan minyak jelantah dilakukan dengan dua metode, yakni secara ritel melalui stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) dan secara grosir melalui asosiasi pengumpul.

Menurut dia, saat ini sudah ada 25 SPBU yang telah ditetapkan sebagai titik pengumpulan minyak jelantah dari masyarakat. Ke depan kata dia, kegiatan tersebut bisa menjadi gerakan nasional dengan memanfaatkan lebih dari 6.000 SPBU Pertamina sebagai titik pengumpulan.

“Saat ini kita punya kurang lebih 6.700 SPBU, ada 6.000 Pertashop. Ini bisa kita maksimalkan untuk titik poin untuk meng-collect (mengumpulkan) minyak jelantah,”katanya.

Meskipun kandungan SAF berbasis UCO saat ini baru 2,5 persen, dia mengatakan pengalaman pengembangan biosolar yang kini mencapai 40-50 persen menjadi optimisme peningkatan porsi bahan bakar terbarukan di masa depan.

Sementara itu, Direktur Utama PT Pelita Air Service Dendy Kurniawan mengatakan Pelita Air Service akan menjadi maskapai pertama yang menggunakan SAF untuk penerbangan komersial pada 20 Agustus 2025 dengan rute Jakarta-Denpasar.

“Penggunaan SAF akan mengurangi emisi karbon secara nyata, dan kami akan mengampanyekan kepada penumpang bahwa mereka turut berkontribusi bagi bumi yang lebih baik,”katanya.(net)