Jambi, KRsumsel.com – Manajemen Perusahaan Daerah (Perumda) Tirta Mayang Kota Jambi mengimbau warga agar berhemat menggunakan air karena sudah mulai memasuki musim kemarau tahun ini.
Guna memenuhi kebutuhan pelanggan, perusahaan daerah memprogramkan menyediakan layanan bantuan air gratis melalui mobil tangki untuk wilayah terdampak, kata Direktur Utama (Dirut) Perumda Tirta Mayang Kota Jambi Dwike Riantara di Jambi, Kamis (10/7).
Ia mengatakan, memasuki musim kemarau sejak Juni lalu, pihaknya menghadapi kendala mengalirkan air kepada pelanggan. Hal ini disebabkan penurunan debit air Sungai Batanghari yang berdampak langsung pada operasional beberapa intake penyadapan air baku.
“Kami sudah meninjau langsung dua lokasi intake yang ada di Kota Jambi yakni Intek Tanjung Johor dan Sejinjang saat ini dalam tampak debit air sungai menurun,”katanya.
Inspeksi ini juga untuk memastikan seluruh langkah penanganan berjalan sesuai rencana dan dilakukan dengan sigap.
Dwike juga menjelaskan, berdasarkan hasil pemantauan lapangan dan evaluasi teknis pada 29 Juni hingga 8 Juli 2025, tiga intake utama mengalami gangguan signifikan.
Baca juga: RS Bhayangkara Kepri Layani Operasi Bibir Sumbing Gratis Setiap Saat
Di Intake Tanjung Johor tercatat mengalami penurunan debit air hingga 100 persen sehingga tidak dapat beroperasi selama delapan jam setiap harinya. “Kondisi ini menyebabkan sekitar 1.200 Sambungan Rumah (SR) tidak menerima pengaliran air,”sebutnya.
Sementara itu, di Intake Sejinjang mengalami penurunan debit sebesar 50 persen dari kapasitas seharusnya, berdampak pada menurunnya volume pengaliran kepada 6.500 sambungan pelanggan.
Sedangkan pada intake Broni 2 mengalami penurunan debit sebesar 15 persen yang berdampak pada kurang lebih 5.100 sambungan pelanggan di wilayah pelayanan.
Menanggapi situasi ini, Perumda Tirta Mayang bergerak cepat dengan melakukan berbagai langkah penanganan dan mitigasi. Di Intake Tanjung Johor, dilakukan pemindahan posisi titik sadap pompa ke lokasi yang memiliki kedalaman air lebih optimal.
Sementara di Intake Sejinjang, pengerukan lumpur pada titik sadap dilakukan menggunakan alat berat. Sedangkan di Intake Broni 2, telah dilakukan pemasangan pompa tambahan pada titik terdalam agar suplai air tetap dapat terjaga.
“Hasil sementara menunjukkan perbaikan kondisi layanan, terutama pada intake yang telah dilakukan tindakan langsung di lapangan,”katanya.
Sementara itu berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Provinsi Jambi, puncak musim kemarau tahun ini diperkirakan terjadi pada Juli dan akan berakhir pada Agustus 2025. Musim hujan diperkirakan mulai memasuki fase transisi pada September mendatang.(net)