Lelang SBSN Hasilkan Rp12 Triliun untuk Pemerintah RI 

oleh

Jakarta, KRsumsel.com – Pemerintah RI menyerap dana senilai Rp12 triliun dari lelang tujuh seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk pada 8 Juli 2025.

Dikutip dari keterangan Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan di Jakarta, Rabu (9/7) total penawaran masuk pada lelang kali ini mencapai Rp40,83 triliun.

Serapan terbesar berasal dari seri PBS030 (pembukaan kembali) yang dimenangkan sebesar Rp3,95 triliun dari penawaran masuk Rp13,35 triliun. Imbal hasil (yield) rata-rata tertimbang yang dimenangkan sebesar 6,11065 persen dengan jatuh tempo 15 Juli 2028.

Baca juga: Gunung Semeru Empat Kali Erupsi dengan Tinggi Letusan Hingga 1 Km

Serapan berikutnya dari seri PBS038 (pembukaan kembali) yang dimenangkan sebesar Rp2,15 triliun dari penawaran masuk Rp7,77 triliun. Imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan sebesar 6,96900 persen dengan jatuh tempo 15 Desember 2049.

Selanjutnya, dari seri SPNS06042026 (penerbitan baru) dimenangkan nominal sebesar Rp2 triliun dari penawaran masuk Rp4,90 triliun. Imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 5,84240 persen dengan jatuh tempo 6 April 20256.

Seri PBS003 (pembukaan kembali) dan PBSG001 (pembukaan kembali) masing-masing dimenangkan sebesar Rp1,6 triliun. Seri PBS003 menerima penawaran masuk Rp8,58 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 5,98152 persen dan jatuh tempo 15 Januari 2027.

Sementara, seri PBSG001 menerima penawaran masuk Rp3,15 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 6,22970 persen dan jatuh tempo 15 September 2029.

Serapan terakhir berasal dari seri PBS034 (pembukaan kembali) yang dimenangkan senilai Rp700 miliar dari penawaran masuk Rp2,05 triliun. Imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 6,82917 persen dan jatuh tempo 15 Juni 2039.

Sedangkan untuk seri SPNS12012026 (pembukaan kembali), pemerintah memutuskan untuk tidak menyerap dana meski menerima penawaran masuk Rp1,04 triliun.(net)