Ternate, KRsumsel.com – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Baabullah Ternate mengimbau kepada pengguna jasa transportasi laut terutama kapal berukuran kecil untuk mewaspadai potensi gelombang tinggi di sejumlah wilayah perairan Maluku Utara.
Petugas Prakirawan Cuaca BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Baabullah Ternate Muhammad Dzikri di Ternate mengimbau pengguna jasa transportasi laut, terutama antarpulau untuk mewaspadai potensi gelombang tinggi.
“Gelombang tinggi hingga 2.0 meter yang dapat terjadi di Perairan Obi, Perairan Barat Sanana, dan Perairan Taliabu. Kondisi ini perlu diantisipasi oleh para nelayan, operator transportasi laut, dan pihak-pihak terkait lainnya demi keselamatan pelayaran,”ujarnya, Minggu (30/6).
BMKG juga menyampaikan, tidak ada peringatan dini cuaca ekstrem lainnya yang tercatat untuk hari ini (nihil), namun masyarakat tetap diimbau untuk waspada terhadap potensi perubahan cuaca mendadak, terutama di wilayah rawan bencana hidrometeorologi.
Baca juga: APenuh Haru, Erna Tak Pernah Terpikir Rumahnya Akan Dibedah Polres Banyuasin
Sedangkan, untuk update prakiraan cuaca untuk wilayah Maluku Utara pada Ahad, 29 Juni 2025, terutama Sore hingga malam hari umumnya berawan dengan potensi hujan ringan hingga sedang di wilayah Morotai, Galela, Tobelo, Kao, Ibu, Loloda, Jailolo, Sidangoli, Oba, Wasile, Maba, Buli, Weda, Patani, Gebe, Gane, Bacan, Obi, Mangoli, Falabisahaya, Sanana, Sulabesi, Taliabu dan sekitarnya.
Sebelumnya Kepala Seksi Keselamatan Berlayar, Penjagaan dan Patroli KSOP Ternate Sugandi menyatakan, hingga kini aktivitas pelayaran antarpulau di Ternate masih normal.
Akan tetapi kata dia, pihaknya akan mengambil langkah antisipatif dengan memberlakukan sistem buka tutup pelayaran speedboat antar-pulau, kalau kondisi cuaca buruk yang melanda daerah ini.
Dia mengatakan, cuaca buruk tentunya berpengaruh terhadap aktivitas pelayaran, sehingga kebijakan buka tutup pelabuhan diberlakukan sesuai dengan kondisi di lapangan, terutama untuk speedboat melayani rute antar-pulau.
“Tentunya, Kita menyesuaikan dengan kondisi cuaca yang terjadi, kalaupun memungkinkan untuk berlayar, tentunya diizinkan, tetapi kalau kondisi cuaca tidak membaik, maka pelayaran akan ditutup sementara. Ini berlaku tidak hanya untuk speedboat, tetapi juga untuk kapal berukuran besar,”ujarnya.
Dirinya menegaskan, kebijakan ini diambil demi keselamatan penumpang. Menurutnya, memaksakan pelayaran dalam kondisi cuaca ekstrem dapat menimbulkan risiko besar.(net)


















