Hutang Pemkot Banda Aceh Rp67,3 Miliar Dibayar dalam 100 Hari Kerja

oleh

Banda Aceh, KRsumsel.com – Pemerintah Kota Banda Aceh membayarkan Rp67,3 miliar dari total Rp89 miliar utang pemerintah daerah setempat kepada pihak ketiga dalam program 100 Hari Kerja Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal-Afdhal Khalilullah.

“Hari ini Banda Aceh bangkit dari tekanan fiskal menjadi kota dengan keuangan yang lebih sehat,”kata Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal di Banda Aceh, Jumat (23/5).

Dia mengatakan hal itu dalam konferensi pers program 100 Hari Kerja Wali Kota Banda Aceh dan Wakil Wali Kota Banda Aceh 2025-2030 (Illiza-Afdhal) di Taman Bustanussalatin Banda Aceh Provinsi Aceh.

Dirinya menyampaikan, penyelesaian pembayaran Rp67,3 miliar dalam program 100 hari kerja tersebut yakni dari Rp39 miliar utang di kesekretariatan telah dibayarkan sekitar Rp28,6 miliar atau 73,16 persen, utang di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Meuraxa Rp48,7 miliar dengan pembayaran Rp38,2 miliar atau 78 persen atau tersisa Rp10,5 miliar.

Baca juga: Wawako Franky Nasril Resmi Buka Seminar Hari Bumi Nasional 

Selain itu, utang di Pasar Aceh Rp1,34 miliar sudah dibayarkan Rp527 juta atau 39,10 persen. Pihaknya bakal bekerja keras untuk menyelesaikan permasalahan utang sejak beberapa tahun terakhir itu. Ia optimistis hal itu bisa diselesaikan dalam bulan ini.

“Komitmennya kami pada bulan Mei 2025 ini semua utang sudah lunas,”ujar mantan anggota DPR RI itu. Pemerintah Kota Banda Aceh di bawah kepemimpinannya akan terus berkomitmen menjaga likuiditas sehingga anggaran di ibu kota Provinsi Aceh itu kembali sehat.

Ia menambahkan, reformasi keuangan daerah bukan sekedar persoalan angka melainkan tentang kepercayaan, keberlanjutan dan masa depan Kota Banda Aceh.

Ia menjelaskan, ketika keuangan tidak sehat pastinya pelayanan publik akan terganggu, pembangunan terhambat, dan masyarakat bakal menanggung risiko.

Maka dari itu katanya, reformasi yang pemerintah daerah setempat lakukan hari ini bukan hanya untuk memperbaiki kondisi keuangan kota, tetapi memastikan setiap rupiah bekerja untuk masyarakat.

“Hari ini, Banda Aceh bangkit dari tekanan fiskal menjadi kota dengan keuangan yang lebih sehat dan berdaya saing. Inilah fondasi untuk pembangunan yang maju, inklusif, dan berkelanjutan,”demikian Illiza Sa’aduddin Djamal menjelaskan.(net)