Kepala BPOM Nilai Wilayah Indonesia Kaya Bahan Kosmetik Alami

oleh

Jakarta, KRsumsel.com – Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar menyebutkan, wilayah Indonesia kaya sumber bahan kosmetik alami baik yang berasal dari flora, fauna maupun sumber daya alam seperti mineral.

“Berdasarkan data-data yang kita miliki, potensinya sangat besar. Kita memiliki sumber bahan baku atau zat-zat pembangun untuk membuat kosmetik itu, semua bahannya itu ada di negeri kita,”kata Taruna pada pembukaan Indonesia Cosmetics Ingredients (ICI) Expo & Seminar 2025 di Jakarta Pusat, Rabu (14/5).

Menurutnya, Indonesia memiliki spesies flora dan fauna serta mineral yang unik dan tidak ditemukan di negara lain sehingga bahan-bahan produk kosmetik dalam negeri memiliki ciri khas tersendiri.

Baca juga: Pria Disabilitas di Palembang Dibacok Tetangga Sendiri

“Salah satu contohnya misalnya telur dan cangkang telur itu beda-beda jenis-jenisnya ternyata antara satu negara dengan negara lain, proteinnya, hialuronatnya, asam aminonya, kolagennya dan sebagainya,”ujar Taruna.

Lebih lanjut ia menjelaskan, inovasi kosmetik yang dikembangkan peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB) menciptakan serum anti-aging berbahan dasar cangkang telur.

Dalam membran cangkang telur terdapat beberapa komponen pembentuk produk kosmetik seperti asam hialuronat, protein, asam amino dan kolagen.

“Dia (peneliti ITB) sudah melakukan penelitian, dan dia sudah siap agar mendaftarkan kepada BPOM,”ucap Taruna. Selain cangkang telur, bunga kamboja dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik karena memiliki khasiat untuk mencegah tumbuhnya jerawat dan menghaluskan kulit.

“Kita tahu, kita juga punya air yang mengandung seng yang cukup tinggi, itu cukup bagus ekstrak nantinya, dan punya spesifikasi untuk menghasilkan obat sehingga jerawatnya bisa cepat pecah dan bisa hilang, tidak membekas,”sambungnya.

Taruna menjelaskan, saat ini pemerintah telah berupaya melakukan hilirisasi bahan-bahan kosmetik dalam negeri melalui kerja sama yang melibatkan sektor akademisi dan pelaku bisnis.

“Kita ingin sumber daya alam kita yang begitu luas dikembangkan oleh industri kemudian dia kerja sama dengan institusi pendidikan atau universitas dan output-nya nanti hilirisasinya kembali ke pemerintah. Pemerintah akan menghilirisasi berupa mengesahkan produk itu sebagai produk keunggulan kita,”ucap dia.(net)