Padang, KRsumsel.com – Rektor Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat (Sumbar) Efa Yonnedi mengatakan, perguruan tinggi itu menjadi salah satu universitas dengan penghasil guru besar tercepat di Indonesia.
“Ini dibuktikan pada 2024 Unand berhasil mencatatkan rekor sejarah dengan melantik 37 guru besar baru,”kata Rektor Unand Efa Yonnedi di Padang, Minggu (4/5).
Eks Konsultan Bank Dunia itu mengatakan, hal ini membuktikan lingkungan akademik di Unand tumbuh secara dinamis dan produktif dalam hal ilmu pengetahuan.
Selain itu, pada tahun ini Unand berada pada posisi 1501+ Times Higher Education World University Rankings (THE WUR) yang merupakan sebuah pemeringkatan perguruan tinggi dunia yang dilakukan oleh Times Higher Education. Termasuk pula menjadi Top 201-250 THE WUR Interdisciplinary Science Research.
Baca juga: Gempa di Pahuwato Sebabkan Korban Luka dan Kerusakan Rumah
Kemudian, Unand juga berada pada posisi Ke-6 di Indonesia pada capaian skor Science and Technology Index (SINTA) yakni di bawah Universitas Gadjah Mada, Airlangga University, Institut Pertanian Bogor, Universitas Indonesia dan Universitas Brawijaya.
“Capaian ini tentu tidak terlepas dari kerja keras seluruh civitas academica termasuk kontribusi dari para mahasiswa dan alumni yang terus membawa nama baik almamater,”kata dia.
Di sisi lain, ia menyampaikan peningkatan jumlah mahasiswa asing dan proporsi mahasiswa pascasarjana di atas 20 persen turut memperkuat atmosfer internasionalisasi yang menjadi salah satu pilar transformasi pendidikan tinggi Unand.
Lebih jauh, Efa Yonnedi mengatakan Unand terus berkomitmen untuk menjadi perguruan tinggi yang unggul dan bermartabat baik di tingkat nasional maupun internasional.
Apalagi saat ini terdapat program Diktisaintek Berdampak dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) yang sejalan dengan cita-cita Unand yang akan terus bergerak maju untuk menjadi Kampus Berdampak.
Kampus berdampak secara umum mengajak semua dosen, mahasiswa dan institusi untuk menghadirkan kebermanfaatan yang nyata untuk menjawab tantangan pembangunan nasional serta mendukung pencapaian visi Indonesia Emas 2045.
“Jadi ini bukan sekadar slogan, melainkan gerakan nyata untuk menjadikan perguruan tinggi sebagai pusat pembelajaran yang berpihak pada kebutuhan masyarakat dan dunia industri,”katanya.(net)