Bos RNF Ngaku Menyesal Pernah Rekrut Valentino Rossi!

oleh
oleh
valentino-rossi-1_169
banner DPRD OKI

Jakarta, krsumsel.com – Kiprah Valentino Rossi bersama Petronas SRT memang jauh dari memuaskan. Razlan Razali, eks bos Petronas SRT yang kini berubah nama menjadi RNF MotoGP Racing, mengaku menyesal pernah merekrut Rossi.

Legenda balap MotoGP itu bergabung Petronas SRT untuk musim 2021. Rossi mengisi posisi Fabio Quartararo, yang promosi ke tim pabrikan Yamaha, bertandem dengan ‘murid’-nya Franco Morbidelli.

Namun, kerjasama Petronas SRT dengan Rossi tidak berjalan sesuai harapan. Finis terbaik the Doctor hanya sekali finis kedelapan (di Austria) dalam 18 seri yang diikuti. Rossi tercatat tiga kali retired bahkan empat kali menyudahi balapan di luar zona poin sebelum memutuskan pensiun.

Petronas SRT kini sudah bubar dan berganti nama menjadi RNF MotoGP Racing meski tetap dipimpin Razali. Pria Malaysia itu sempat ragu untuk merekrut juara dunia sembilan kali tersebut. Namun, Razali akhirnya memantapkan keputusannya setelah Rossi finis ketiga di Andalusia, meski keputusan itu belakangan terbukti keliru.

“Kalau saya bisa mengulang waktu, saya akan memutuskan pada Juni 2021 untuk menerima tawaran pertama Petronas. Tapi saya ingin melakukan negosiasi demi lebih banyak uang,” kata Razali kepada Speedweek. “Dan kalau saya boleh terus terang, saya tidak seharusnya merekrut Valentino Rossi!”

“Selalu ada anggapan bahwa kami tidak punya pilihan karena merekrut Valentino untuk musim 2021. Ada anggapan bahwa kami di bawah tekanan dari Yamaha. Tapi tidak, ketika itu tidak ada tekanan kok.”

“Secara pribadi, saya ragu-ragu sampai Valentino finis ketiga di podium bersama Fabio dan Vinales di seri kedua Jerez GP pada Juli 2020. Ketika saya berdiri di samping ketiga pebalap, terlintas di benak saya: ‘Oke, mungkin orang ini bisa melakukannya.’

Setelah melakoni sembilan balapan pertama di MotoGP 2020, Rossi mesti melewatkan dua balapan berikutnya karena infeksi virus corona. Mantan rider Honda dan Ducati itu kemudian balapan lagi di tiga seri berikutnya namun hasilnya retired di GP Europa, dan finis ke-12 di Valencia dan Portugal.

“Setelah itu (Rossi terserang COVID-19-red), hasilnya jelek. Tapi saat itu keputusan untuk merekrut Valentino sudah kadung dibuat,” lanjut Razali.

“Saya pikir Valentino menempatkan dirinya sendiri di bawah tekanan. Para pebalap muda jauh lebih kencang. Valentino memang membalap lebih baik di waktu putaran daripada sebelumnya, tapi itu tidak cukup. Dia menginginkan kesuksesan, hati dan kepalanya siap tapi badannya tidak,” simpul dia tentang kiprah Valentino Rossi di Petronas SRT.(*)

SUMBER