Kak Seto Cerita Kisah di Balik Si Komo yang Bikin Macet

oleh
oleh
si-komo
banner DPRD OKI

Jakarta, krsumsel.com – Karakter Komo berwujud komodo identik dengan Seto Mulyadi atau Kak Seto. Rupanya Seto menciptakan karakter itu berawal dari keresahannya dengan lagu anak-anak ‘Si Kancil’.

Dia merasa stigma kancil yang menjadi hewan khas Indonesia rusak dengan lagu tersebut. Ia sendiri sebenarnya kurang sreg dengan lirik yang ada di Si Kancil.

“Sebenarnya saya menciptakan tepat pada tanggal 1 Agustus 1975. (Komo) Iya karena saya agak sedih waktu itu ada lagu Si Kancil kok dibilang si kancil anak nakal suka mencuri ketimun ayo lekas diburu jangan dikasih ampun dan sebagainya. Padahal kancil salah satu maskot hewan khas Indonesia. Akhirnya saya cari hewan khas Indonesia, ada cendrawasih tapi Papua Nugini punya,” kata Seto Mulyadi di studio Pagi-pagi Ambyar Trans TV, Gedung Transmedia, kawasan Mampang, Jalan Kapten P Tendean, Jakarta Selatan, Rabu (22/9/2021).

Lantas Seto terbesit untuk menciptakan karakter dengan mengambil hewan yang benar-benar khas di Indonesia. Akhirnya dia memilih hewan komodo.

“Yang tidak ada di negara lain adalah komodo, akhirnya saya ambil. Kalau komodo terlalu panjang, antara si Komo dan si Modo akhirnya saya pilih si Komo,” katanya.

Sementara itu, lagu ‘Si Komo Lewat Tol’ juga masih terngiang hingga saat ini. Kak Seto pun menceritakan asal mula mengapa mengangkat masalah kemacetan untuk lagu tersebut.

Lebih lanjut, Kak Seto menjelaskan soal awal karakter Komo adalah boneka tangan berukuran kecil. Namun berubah seiring berjalannya waktu karena ada tuntutan untuk membuat karakter Komo dengan versi besar untuk kebutuhan operet.

“Iya waktu itu kan boneka kecil ya aslinya boneka si Komo (boneka tangan). (Bukan warna hijau) Bukan, bukan. Tapi kita bikin jadi besar untuk operet. Nah kenapa ini aslinya (boneka tangan), dulu masih hitam jadi suaranya gemih weleh-weleh, macet lagi macet lagi gara-gara saya lewat weleh-weleh,” bebernya.

Kak Seto mengatakan liriknya terbesit saat dirinya ada kegiatan di Kota Samarinda. Ia sampai turun ke jalan karena adanya kemacetan. Dari situlah, Seto mengambil pengalaman itu untuk dituangkan ke dalam lagu anak-anak.

“Tapi dibikin besar waktu itu ada pertunjukan di Samarinda sebelum pertunjukan show operet gitu, dia jalan-jalan sepanjang jalan untuk promosi gara-gara banyak yang salaman, mau foto, akhirnya jadi macet jadi lahirlah lagu macet lagi gara-gara si Komo lewat,” pungkasnya.(*)

SUMBER