“Sebanyak enam rumah tersebut ditempati oleh enam kepala keluarga (KK). Sebagian mengungsi ke rumah keluarga namun ada yang masih bertahan karena kondisi rumah masih memungkinkan didiami,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Mataram Mahfuddin Noor di Mataram, Jumat.
Dikatakannya, tim siaga BPBD Kota Mataram masih melakukan pendataan dan penanganan cepat dengan membuat tanggul darurat menggunakan karung berisi pasir untuk menahan gelombang bagi warga yang rumahnya rusak berat.
“Tim kami untuk sementara masih asesmen kondisi di lapangan termasuk soal kerugian warga. Untuk evakuasi warga, kami akan koordinasi dengan lurah dan camat sebab warga masih menempati rumahnya dan kita sudah imbau untuk keamanan dan keselamatan agar tinggal sementara di rumah keluarga terdekat,” katanya.
Menurutnya, kondisi cuaca ekstrem saat ini sesuai prediksi BMKG bahwa status siaga bencana alam terjadi sampai 30 April 2021. Bahkan tiga hari terakhir ini terakhir ini terjadi cuaca ekstrem berupa hujan disertai angin kencang dan gelombang pasang.
“Ketinggian gelombang saat ini mencapai 1,5 meter hingga 2 meter sehingga masih berpotensi terjadi abrasi pantai dalam beberapa hari ke depan,” katanya.
Menyinggung tentang bantuan, menurut Mahfuddin, selain pembangunan tanggul darurat, pihaknya juga sudah memberikan bantuan terpal, dan bantuan logistik berupa makanan siap saji.
Di tempat terpisah, Sahudi salah satu nelayan yang menjadi korban abrasi pantai di Lingkungan Mapak Indah mengatakan abrasi pantai yang menyebabkan rumahnya amblas tersebut terjadi Kamis malam (28/1-2021) sekitar pukul 12.00 Wita.
“Akibat abrasi pantai itu sekitar 10-12 rumah terdampak, bahkan ada yang sudah tinggal di rumah keluarga terdekat,” katanya.
Menurutnya, kerugian yang dialaminya sekitar Rp50-100 juta karena dua kamar rumahnya amblas diterjang gelombang pasang.
Kondisi ini, katanya, terjadi setiap tahun karena itu dia berharap ada solusi permenan dari pemerintah misalnya membuat bronjong atau alat pemecah gelombang agar warga di pesisir Pantai Mapak Indah bisa lebih aman dari ancaman gelombang pasang.
“Apapun yang menjadi program pemerintah kita siap. Kita siap direlokasi, dibuatkan bronjong atau alat pemecah gelombang,” katanya.
Sahudi menambahkan, untuk bantuan cepat warga yang terdampak memang sudah dibantu membuat tanggul darurat dari karung berisi pasir, tapi itu tidak bertahan lama sebab ketika ada gelombang pasang tanggul dari pasir akan rusak lagi.(Anjas)