“Kita buat seolah-olah kondisi riil, dari pukul 07.00 hingga 13.00 WIB,” katanya.
Para petugas juga akan menerapkan protokol kesehatan, yang dimulai dengan penyemprotan desinfektan di seluruh lingkungan TPS, dilanjutkan dengan proses pemungutan suara hingga rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara.
Selain penyemprotan desinfektan, petugas juga akan memastikan seluruh pemilih dicek suhu tubuhnya, wajib menggunakan masker, dan memakai sarung tangan plastik yang sudah disediakan selama dalam TPS.
“Melalui simulasi ini kami harapkan urut-urutan tata cara tersebut harus dipahami seluruh petugas,” ujarnya.
Selain mengatur tata cara di dalam TPS, petugas keamanan juga diwajibkan untuk mengatur jarak aman minimal satu meter kepada para pemilih yang mengantre di luar TPS.
Lokasi TPS juga perlu dipertimbangkan sirkulasi udaranya, dianjurkan berada di luar dengan menggunakan tenda.
“Bisa juga menggunakan gedung sekolah, gedung pertemuan dan balai desa, namun sirkulasi udara harus bagus,” katanya.
Menurut dia, pilkada sehat tidak hanya dilakukan pada saat pemungutan suara, namun jauh-jauh hari sejak tahapan berlangsung, mulai dari sosialisasi, pendaftaran, kampanye, pemungutan suara hingga penetapan hasil penghitungan suara.
“Melalui simulasi ini kami berharap para petugas semakin paham tugas dan tanggung jawabnya sehingga Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bangka Barat tidak menjadi kluster baru penyebaran COVID-19,” katanya.(Anjas)

















