
Menurut Bamsoet yang pernah menjadi wartawan, setiap media bebas
menentukan arah liputan sesuai dengan visi-misi yang diemban media
tersebut.
"Saya hanya bisa menjawab sebagai saya mantan jurnalis. Jurnalis
punya kebebasan dan saya mantan pemimpin redaksi bebas menentukan topik
apa yang mau diangkat sesuai dengan misi koran atau media yang saya
pimpin," Kata Bamsoet, di Gedung DPR RI, Kamis (6/12/2018).
Terpenting adalah, lanjut Bamsoet, informasi yang diberikan ke
masyarakat harus akurat dan mencerdaskan. "Yang penting yang menjadi
patokan seorang pemimpin redaksi, redaktur, maupun pemilik media adalah
satu, memberikan pendidikan kepada masyarakat. Yang kedua, memberikan
informasi yang benar dan tepat. Yang ketiga memiliki misi mencerdaskan
bangsa dan menjaga persatuan dan kesatuan," ungkapnya.
Dalam pidatonya di acara peringatan Hari Disabilitas
Internasional ke-26 di Jakarta, Rabu (5/12), Prabowo mengungkapkan
kegeramannya terhadap media-media Indonesia karena tidak meliput Reuni
212 di Monas.
Prabowo memprotes media yang tidak menyebutkan bahwa massa yang
menurutnya mencapai belasan juta. “Saya kira ini kejadian pertama ada
manusia kumpul sebanyak itu tanpa dibiayai siapa pun," protesnya.
"Media-media yang mengatakan dirinya objektif, bertanggung jawab
untuk membela demokrasi, padahal justru mereka ikut bertanggung jawab
menjadi bagian dari usaha manipulasi demokrasi," kata Prabowo.(qlh)
No comments: